Islamic Widget

Saturday, January 22, 2011

Pertolongan Itu dengan Sabar dan Shalat (Tafsir QS.2:153)

Berikut ini saya share tafsir QS. 2:153. Referensi: Tafsir Fii Zhilalil Qur'an karya Sayyid Quthb. Ada beberapa bagian yang saya edit. Semoga bermanfaat. Bismillah...

"Hai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan Shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al Baqarah:153)


Sabar ini disebutkan dalam Al-Qur'an secara berulang-ulang Hal ini karena Allah mengetahui bahwa dalam melakukan aktivitas secara istiqamah menuntut usaha yang besar. Dan hal ini pun sering diiringi dengan adanya desakan-desakan dan hambatan-hambatan. begitu juga dalam berdakwah di jalan Allah di muka bumi akan menghadapi pergolakan-pergolakan dan hukuman-hukuman, yang bisa menyebabkan tekanan jiwa sehingga memerlukan kesabaran lahir dan batin.
Sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam meninggalkan maksiat, sabar dalam arti tegar dalam kesulitan karena Allah, sabar atas segala fitnah dan tipu daya, sabar atas lambatnya pertolongan, sabar dalam menghadapi tekanan, sabar atas sedikitnya penolong, sabar atas panjangnya jalan yang membuat orang ragu, sabar atas sulit dan beratnya jiwa, sabar atas beratnya kedurhakaan, dan sabar atas serangan orang-orang yang berpaling.
Ketika usaha sedemikian sulit, kadang-kadang kesabaran menjadi lemah. Karena itulah, diiringkan shalat dalam kondisi seperti ini. Sebab, shalat adalah penolong yang tidak akan hilang dan bekal yang tidak akan habis. Shalat juga merupakan penolong yang akan selalu memperbarui kekuatan, dan bekal yang selalu memperbaiki hati. Dengan shalat ini, kesabaran akan tetap ada dan tidak akan terputus. Justru shalat akan mempertebal kesabaran. Sehingga akhirnya kaum muslimin akan ridha, tenang, teguh dan yakin.

Dari sini tampak jelaslah nilai shalat, yang berarti pula hubungan langsung antara sesuatu yang lemah dengan sesuatu yang Mahabesar dan abadi. Sungguh shalat merupakan waktu pilihan saat pelimpahan karunia dan kecintaan yang menetes dari sumber yang tak pernah kering. Ia merupakan kunci perbendaharaan yang kaya raya, yang amat banyak dan melimpah. Shalat adalah titik tolak dari dunia yang kecil dan terbatas ke dunia yang besar. Ia adalah ruh, salju, dan naungan di kala jiwa diterpa kepanasan. Ia adalah sentuhan kasih sayang terhadap jiwa yang lelah dan letih. Justru itulah sebabnya apabila Nabi Muhammad SAW menghadapi kesukaran, beliau segera melakukan shalat. Beliau bersabda, "Hiburlah kami, wahai Bilal (dengan adzan)!". Beliau banyak melakukan shalat apabila menghadapi banyak persoalan, untuk bertemu dan bermunajat kepada Allah.

Sesungguhnya, manhaj Islami adalah manhaj ibadah. Dan, ibadah dalam manhaj itu mempunyai rahasia. Diantara rahasia ibadah adalah sebagai bekal perjalanan, juga sebagai pemberi ruh (semangat) dan penjernih hati. Ketika ada pembebanan untuk beribadah maka ibadah itu bisa menjadi kunci hati untuk merasakan pembebanan ini dengan manis, gembira, dan berseri. Sesungguhnya, Allah SWT ketika menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk melakukan tugas yang besar, berat dan membebani, maka Allah SWT berfirman kepada Nabi SAW.:
"Hai orang yang berselimut, bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya). (Yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan tartil (perlahan-lahan dan bagus). Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat."
(QS. Al Muzzammil:1-5)
Sesungguhnya, persiapan untuk menerima perkataan yang berat, pembebanan yang sulit, dan perintah yang besar adalah dengan qiyamul-lail dan tartil Al-Qur'an. Perbuatan itu tidak lain adalah ibadah yang akan bisa membuka hati, memperkuat hubungan dengan Allah SWT, mempermudah masalah, menyinarkan cahaya, serta menambah kemuliaan, kelapangan, kesenangan, dan ketenangan.
Karena itu, Allah SWT menyuruh orang-orang mukmin, ketika mereka dalam kondisi kesulitan yang besar, agar bersabar dan menunaikan shalat.

Kemudian datang penjelasan dan penegasan dari Allah SWT:
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

Yakni, Allah SWT bersama mereka (orang yang sabar), menguatkan, memantapkan, meneguhkan, menguatkan, mengawasi, dan menghibur mereka. Juga Allah tidak menyeru mereka agar putus harapan di tengah jalan, atau meninggalkan mereka dengan kemampuannya yang terbatasdan kekuatannya yang lemah. Akan tetapi, Allah akan meneguhkan mereka ketika hilang kekuatannya, dan Allah akan memperbarui keteguhan niatnya ketika jalan perjuangan yang dilalui masih sangat panjang.

Allah menyeru mereka dalam permulaan ayat dengan seruan yang penuh kasih,
"Hai orang-orang yang beriman..."
Dan menutupnya dengan seruan peneguhan yang hebat,
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

Beberapa hadits terkait dengan masalah sabar:
  1. Khabbab ibnul Arts berkata: "Saya mengeluh kepada Nabi SAW yang ketika itu sedang tidur-tiduran berbantal sorbannya di samping Ka'bah. Maka, kami berkata, 'Apakah engkau tidak memintakan tolong untuk kami? Apakah engkau tidak mendoakan kami?' Maka Nabi bersabda: 'Sungguh telah terjadi sebelum kamu orang yang diambil dan kemudian dipendam (ditanam) di dalam bumi, kemudian didatangkan kepadanya gergaji yang diletakkan di atas kepalanya dan digergaji kepalanya, maka terbelahlah kepalanya menjadi dua. Dirinya juga disisir dengan sisir yang terbuat dari besi yang kemudian terlepaslah daging dari tulangnya. Dan orang ini disiksa dengan siksaan seperti itu tetapi ia tetap teguh dengan agamanya. Demi Allah, Allah akan menolong semua penderitaan ini sehingga orang yang mengendarai unta dari San'a (ibukota Yaman) hingga ke Hadramaut tidak merasa takut kecuali kepada Allah, dan takut serigala terhadap domba-dombanya. Akan tetapi kamu tergesa-gesa.'" (HR. Imam Bukhari, Abu Dawud, dan Nasa'i)
  2. Yahya bin Watsab dari seorang tua yang merupakan sahabat Nabi SAW berkata, "Nabi SAW bersabda: 'Seorang muslim yang bergaul dengan manusia dan sabar atas gangguan mereka adalah lebih baik daripada orang yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar atas gangguan mereka.'" (HR. Imam At-Tirmidzi)

No comments:

Post a Comment